Bahasa Melayu Kuno: Akar Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu Kuno, atau sering disebut Melayu Tua, adalah bahasa yang mendasari perkembangan Bahasa Indonesia yang kita kenal saat ini. Bahasa ini memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah peradaban Nusantara, terutama pada masa kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit.

Sejarah Singkat Bahasa Melayu Kuno

Bukti tertulis tertua mengenai Bahasa Melayu Kuno ditemukan pada prasasti-prasasti yang berasal dari abad ke-7 Masehi. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan salah satu contohnya. Prasasti ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, yang menunjukkan bahwa bahasa ini sudah digunakan sebagai bahasa resmi dalam administrasi kerajaan pada masa itu.

Faktor-faktor yang menyebabkan Bahasa Melayu Kuno berkembang pesat:

  • Posisi geografis Nusantara: Letak Nusantara yang strategis di jalur perdagangan internasional membuat bahasa Melayu menjadi lingua franca atau bahasa perantara dalam perdagangan dan komunikasi antarbangsa.
  • Pengaruh kerajaan-kerajaan besar: Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di lingkungan kerajaan, sehingga bahasa ini semakin meluas penggunaannya.
  • Keterbukaan terhadap pengaruh asing: Bahasa Melayu Kuno banyak menyerap kosakata dari bahasa-bahasa lain seperti Sanskerta, Arab, dan Tionghoa, yang memperkaya perbendaharaan katanya.

Ciri-ciri Bahasa Melayu Kuno

  • Tata bahasa: Tata bahasa Bahasa Melayu Kuno masih memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Austronesia lainnya, namun sudah menunjukkan perkembangan menuju struktur bahasa Melayu modern.
  • Kosakata: Kosakata Bahasa Melayu Kuno banyak dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta, terutama dalam bidang keagamaan dan pemerintahan. Selain itu, terdapat juga pengaruh bahasa Tionghoa dalam bidang perdagangan dan bahasa Arab dalam bidang agama Islam.
  • Sistem penulisan: Bahasa Melayu Kuno pada awalnya menggunakan aksara Pallawa, kemudian berkembang menjadi aksara Kawi dan aksara Jawi.

Bahasa Melayu Kuno sebagai Cikal Bakal Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu Kuno terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan percampuran budaya. Pada masa Kesultanan Melayu, bahasa Melayu mengalami perkembangan pesat dan menjadi bahasa kesusastraan. Bahasa Melayu kemudian menyebar ke berbagai wilayah Nusantara dan menjadi bahasa perantara dalam perdagangan dan komunikasi.

Proses pembentukan Bahasa Indonesia:

  • Pemilihan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan: Pada Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1938, bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
  • Standarisasi bahasa: Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk membakukan bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia.
  • Perkembangan bahasa: Bahasa Indonesia terus berkembang dan mengalami pemurnian, serta menyerap kosakata dari berbagai daerah di Indonesia.

Bahasa Melayu Kuno merupakan fondasi yang kuat bagi perkembangan Bahasa Indonesia. Bahasa ini telah melalui perjalanan yang panjang dan mengalami berbagai perubahan, namun tetap mempertahankan akar-akarnya. Pemahaman terhadap Bahasa Melayu Kuno akan membantu kita memahami kekayaan dan keragaman bahasa Indonesia serta sejarah peradaban Nusantara.

You may also like